17 Agustus 2008...Hari Kemerdekaan RI ke 63, Apa Yang Sudah Kita Perbuat?

Merdeka,

Banyak makna yang didapat dari kemerdekaan suatu bangsa, sudah banyak pula pendapat yang menceritakan tentang berbagai segi dari kemerdekaan suatu bangsa baik dari para sejarawan, para ahli tata negara, para pendiri bangsa dan bahkan generasi muda yang tiba-tiba sudah lahir di negara yang sudah merdeka tanpa ikut merasakan perjuangan untuk merebut kemerdekaan itu.

Namun yang ingin saya sampaikan adalah bagaimana kita mengisi kemerdekaan yang sudah kita nikmati (tanpa kita harus mengorbankan nyawa merebut kemerdekaan dari tangan penjajah) untuk mengamankan, menjaga kedaulatan dan mensejahterakan negara yang kita cintai bersama ini.

Toyotomi Hideyoshi pernah berkata bahwa kejayaan dan kesejahteraan suatu provinsi tidak bergantung pada benteng semata, justru rakyat di sekitar benteng lah yang menjadi pelindung pertama dari kejayaan suatu provinsi dan akan mensejahterakan provinsi itu.

Apa makna yang terkait dengan pernyataan Hideyoshi itu?





Akan sangat mudah bagi seorang prajurit untuk mengatakan dia mengabdi dan berbakti pada negaranya dengan cara mempertahankan negara dari serangan musuh hingga dia rela mengorbankan nyawanya, tetapi bagaimana dengan orang-orang yang tidak bekerja sebagai prajurit? bagaimana dengan orang-orang yang tidak bekerja sebagai pegawai pemerintah? bagaimana dengan orang-orang yang tidak bertanding membawa nama negara? Apa yang bisa mereka perbuat? Tidakkah yang mereka perbuat itu lebih terasa sebagai upaya untuk memenuhi kepentingan pribadi saja?

Di sini lah pernyataan Hideyoshi menjadi terasa bermakna..sesungguhnya, prajurit yang berada di benteng itu bukan apa-apa dibandingkan dengan keseluruhan masyarakat suatu bangsa..prajurit memang terlatih untuk bertempur namun dari segi jumlah saja prajurit suatu negara hanyalah berkisar 2-10 % dari jumlah penduduk negara tersebut. Ini menunjukkan bahwa bila suatu negara terancam keselamatannya, terancam kedaulatannya, maka rakyat suatu bangsa harus saling bahu membahu untuk mempertahankan kedaulatan dan keselamatan negaranya.

Bagaimana pada masa damai? Setiap orang yang bekerja dan berkehendak untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan cara yang baik, setiap orang yang bekerja agar lingkungannya menjadi lingkungan yang baik, setiap orang yang bekerja agar keluarga dan kerabatnya sejahtera dan aman dengan cara yang baik, secara tidak langsung mereka akan membawa perbaikan pada tatanan masyarakat yang ada dan pada akhirnya adalah untuk kesejahteraan negara dimana kesejahteraan negara yang dikelola secara baik akan kembali meningkatkan kesejahteraan rakyatnya..

Seringkali kita tidak menyadari bahwa apa yang kita perbuat walaupun untuk diri sendiri tetap akan berpengaruh terhadap orang lain yang berada di sekitar kita. Bila kita menanamkan perbuatan yang baik untuk kepentingan kita, maka efek dari pengaruh kebaikan ini akan menyebar kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Semangat, kerjasama, keinginan untuk maju, keinginan untuk menolong orang lain, keinginan untuk berbuat jujur dan hal-hal kebaikan lain sangat mudah menyebar pada orang-orang di sekitar kita, namun kita seringkali tidak menyadarinya dan hanya bersikap pasif menerima efek dari orang lain yang belum tentu berlandaskan kebaikan. Sesungguhnya menyebarkan kebaikan adalah jauh lebih mudah daripada yang kita bayangkan, kuncinya hanya satu saja yaitu keikhlasan hati untuk berbuat baik, walau apapun yang akan dihadapi.

Mari kita ambil contoh yang sederhana. Seorang penjual tahu di pasar..bagaimana dia berbakti pada negara ini? Dia kan hanya seorang penjual tahu yang mencari uang dengan berjualan tahu untuk keperluan keluarganya? Begitulah pertanyaan yang seringkali muncul di benak orang-orang bahkan di benak penjual tahu itu. Tapi mari kita renungkan, bila penjual tahu itu berniat baik dalam berjualan tahu agar orang-orang dapat makan tahu yang bergizi dan baik (karena dibuat dari kedelai dan tanpa campuran bahan kimia yang berbahaya), sehingga orang-orang itu dapat menjadi sehat, anak-anak dapat bersekolah dan keluarganya sendiri menjadi terpenuhi kebutuhannya, negara pun akan merasakan kebaikannya dimana masyarakatnya sehat, mampu bekerja dengan baik, generasi muda mampu belajar demi masa depan yang lebih baik dan seterusnya. Itulah yang dinamakan tukang tahu berbakti pada negara dan menjadi pahlawan negara.

Tapi mari kita bayangkan sebaliknya, bila si penjual tahu berniat jelek, dia mencampurkan bahan kimia berbahaya di tahunya agar dapat keuntungan lebih (misalnya formalin), kemudian orang-orang yang makan tahu menjadi sakit, anak-anak terkapar di rumah sakit, kondisi masyarakat melemah, roda perekonomian tidak berjalan karena orang-orang sakit semua, maka negara juga yang akan menderita karena perekonomian tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan bila negara tersebut dalam keadaan perang, dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi bila masyarakat di suatu daerah yang akan diserang sakit perut semua karena makan tahu yang berformalin...maka daerah tersebut akan diduduki dan direbut oleh musuh dengan sangat mudah dan tanpa perlawanan karena penduduknya sakit semua. Itulah yang dinamakan tukang tahu menjadi pengkhianat negara.

Jadi, sangat penting bagi kita untuk memahami bagaimana kita dapat mendarma baktikan kebaikan kita demi kebaikan bangsa dan negara ini sesuai dengan profesi masing-masing.

Marilah kita mulai memperbaiki diri kita sendiri sebagai upaya mengisi kemerdekaan RI, agar kita dapat memperbaiki keluarga kita, sehingga kita dapat memperbaiki masyarakat dan negara ini untuk kesejahteraan dan keselamatan kita bersama di dalam negara Indonesia yang kita doakan menjadi baldatun toyyibatun wa robbun ghofur dengan kejujuran, keikhlasan serta positive thinking and positive behaviour dengan saling bahu membahu menyelamatkan negara kita yang kita cintai dari kondisi krisis yang masih berlangsung ini.

Merdeka

Comments

  1. kalau difikir2 brplah untung sipenjual tahu,tp yg dijual bisa menyehatkan manusia.penjual tahu ini layak pahlawan,walaupun hanya pahlawan tanpa tanda jasa.
    mulai sekarang,kalau mo beli tahu gak pakai nawar2 lagi ach :)

    ReplyDelete
  2. kalau difikir2 brplah untung sipenjual tahu,tp yg dijual bisa menyehatkan manusia.penjual tahu ini layak mendapat julukan pahlawan,walaupun hanya pahlawan tanpa tanda jasa.
    mulai sekarang,kalau mo beli tahu gak pakai nawar2 lagi ach :)

    ReplyDelete
  3. yang penting ikhlas nad...:D, berbuat kebaikan deh....atau mau jualan tahu juga biar jadi pahlawan...:)

    ReplyDelete
  4. siip lah pa mayor.. makanan paporit sayah tahu..jadi jelaslah sangat berpengaruh kalau tukang tahu kitah tidak berbakti pada nusa dan bangsa dengan mencampurkan formalin..

    MERDEKA juga.

    ReplyDelete
  5. hehehe....tahu itu makanan fav gw loh, rasanya tiada hari tanpa tahu.
    Iya dah....besok kalo beli tahu gak nawar lagi.
    Untung kang tahu deket rumah gw sinih baik2 ga mikir mo ngeracunin mak2 yang suka nawar kalo beli tahu...LOL

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Romantisme Melayu Siti Nurhaliza, Memaknai Lagu Cindai

Tragedi Dewi Sinta

Toleransi Beragama yang diajarkan Umar Ibn Khattab RA