Beriman Karena 3 Tamparan...

Di jaman materialisme seperti sekarang ini sungguh tidak aneh bila ada orang yang tidak percaya kepada Tuhan karena menurut mereka Tuhan itu "tidak nyata"...

Hal ini menimpa juga terhadap seorang pemuda yg sebutlah bernama "A". Setelah menempuh pendidikan sarjananya di Amerika dan ditambah pengetahuannya tentang teori2 Marxisme maka pendapat dia tentang ketuhanan semakin kabur dan bahkan setelah pulang ke Indonesia dia berani untuk terang-terangan berdebat dengan siapa saja masalah ketuhanan. Namun seluruh anggota keluarga dan teman2nya yg diajak berdebat selalu tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan "A" sehingga dia semakin merasa jumawa dan benar tentang teori anti ketuhanannya itu. Namun ayahnya yang tidak rela melihat anaknya menjadi tidak bertuhan itu memanggil orang2 yang dianggap pintar soal agama, walaupun akhirnya orang-orang itu juga terdiam karena tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan si "A".





Namun, suatu hari muncul seorang Kiai yang sudah berumur dengan wajah tenang ke rumah "A", rupanya dia teman lama kakek "A" yang mendengar tentang permasalahan ini. "A" langsung menghujani sang Kiai dengan pertanyaan-pertanyaan.."Pa
k Kiai, kalau pak Kiai dapat menjawab pertanyaan2 saya maka saya akui bahwa atheisme itu salah dan bahwa Tuhan itu ada, tapi kalau pak Kiai tidak dapat menjawab pertanyaan saya maka sungguh kalian hanyalah kumpulan pembohong.."
Pak Kiai itu dengan tenang mempersilahkan "A" untuk bertanya...

"A" segera bertanya sbb: "Pertanyaan pertama : Apa buktinya Tuhan itu ada? Mana wujudnya? Tunjukkan pada saya bahwa TUhan itu ada....pertanyaan kedua, apa itu takdir? bagaimana membuktikan takdir itu benar-benar ada? semua itu kan ada hukum sebab akibat dan bukan karena takdir...buktikan bahwa takdir itu ada...pertanyaan ketiga, Tuhan menciptakan neraka berisi api untuk menghukum setan yang juga dari api, bagaimana setan bisa merasakan sakit kalau dia berbadan api dan dihukum dengan api..apakah Tuhan itu bodoh..? "

Tiba-tiba..Plaaaakkk....Pak Kiai itu menampar si "A"
tentu saja "A" kesakitan dan berteriak..Bapak ini gila..kenapa saya tiba-tiba ditampar..?..Ini kan sakit pak..

Pak Kiai menjawab "Itulah jawaban untuk pertanyaan pertamamu nak...coba tunjukkan pada saya rasa sakit itu..mana wujudnya rasa sakit..? tidak ada terlihat oleh saya..berarti kamu bohong ketika mengatakan pipimu sakit...padahal saya yakin kamu tidak bohong karena saya menampar cukup keras koq..." Lalu pak Kiai melanjutkan " Nak, Tuhan memang tidak terlihat oleh mata kita sebagai mahluk-Nya, namun hati kita dapat merasakan keberadaan Nya yang Maha Pemurah..demikian juga keimanan yang tidak dapat diukur secara fisik sebagaimana rasa sakit pada pipimu itu tidak dapat diukur oleh pengetahuan mu..

"A" bersungut-sungut..lalu berkata baiklah..bagaimana pertanyaan kedua saya..?

Tiba-tiba..Plaaaakkk....Pak Kiai itu menampar si "A" lagi..
tentu saja "A" kesakitan dan berteriak..Bapak ini gila..kenapa saya tiba-tiba ditampar lagi..?

Pak Kiai menjawab "Itulah jawaban untuk pertanyaan keduamu nak...pernahkah kamu berfikir atau menduga bahwa kamu akan saya tampar dua kali..? itulah takdir burukmu yang harus menerima tamparan dari saya..kamu bisa saja menghubungkan dalam sebab akibat, tapi takdir lah yang menentukan bahwa kita akan bertemu hari ini...

"A" semakin bersungut-sungut..lalu berkata lagi ..baiklah..bagaimana pertanyaan ketiga saya..?

Tiba-tiba..Plaaaakkk....Pak Kiai itu menampar si "A" lagi..
tentu saja "A" kesakitan dan berteriak..Bapak ini gilaaa..bener-bener gilaa...kenapa saya tiba-tiba ditampar lagi..?

Pak Kiai menjawab "Itulah jawaban untuk pertanyaan ketigamu nak...pipimu terdiri atas daging dan kulit..demikian juga tangan saya tersusun dari daging dan kulit...namun ketika pipimu dan tangan saya bertemu maka pipimu merasakan sakit kan..? Bila Allah menghendaki maka setan akan merasakan sakit dan tersiksa ketika berada di neraka walaupun neraka terbuat dari api dan setan pun terbuat dari api..

Masih adakah pertanyaan darimu Nak..? Pak Kiai bertanya sambil tersenyum...

Dengan rasa takut si "A" pun hanya menggeleng dan berfikir...mungkin memang saatnya bagi saya untuk belajar lagi tentang keimanan....


Selamat berpuasa dan belajar meningkatkan keimanan...

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Romantisme Melayu Siti Nurhaliza, Memaknai Lagu Cindai

Tragedi Dewi Sinta

Toleransi Beragama yang diajarkan Umar Ibn Khattab RA