Binatang Favorit Bangsa Indonesia


Kelihatannya kita memang tidak bisa hidup tanpa hewan yang satu ini. Dari zaman ke zaman bangsa kita selalu saja membutuhkannya sebagai alasan dari semua kegagalan kita.
Di awal kemerdekaan semua kekurangan kita tudingkan kepada penjajah yang membodohi bangsa kita berabad-abad. Setelah penjajah out of date, kita ciptakan setan Nekolim. Ketika zaman berganti, semua kesalahan tentu saja ada di pundak Orde Lama. Kini semua kerusakan yang ada pasti karena 32 tahun Orde Baru. Setelah perubahan tak kunjung membawa hasil yang memuaskan semua adalah karena Reformasi yang kebablasan atau bahkan Reformasi yang menyimpang dari tujuan reformasinya (menurut para rekan2 mahasiswa dan sebagian LSM).

 
Indonesia dinyatakan sebagai negara paling korup ke-3 di dunia. Siapa lagi biang keladinya kalau bukan konglomerat? Atau para pejabat? Sistem tata negara? Atau mungkin IMF dan Bank Dunia?
Atau...kita kan pernah meminta jalur cepat saat mengurus KTP atau SIM? Pernah terima hadiah atau komisi karena kedudukan kita? Kalau kita bersikap toleran bahkan memakluminya, tak heran korupsi menjadi budaya bangsa kita. Kita sering berserapah di kemacetan lalu lintas. Tapi kita pula kadang jadi penyebabnya. Kita rutin melanggar peraturan. Menerobos lampu merah, berhenti kapan saja dimana saja.
Kita memprotes kekerasan yang dilakukan aparat. Ironisnya, kita seolah mahfum saja melakukan kekerasan antar kita sendiri. Tawuran, penjarahan, pengrusakan hingga membakar hidup-hidup pelaku kejahatan bahkan memukuli hingga mati copet di pasar yang masih berusia 7 tahun yang dengan sangat terpaksa mencopet karena perutnya sudah tidak kuat menahan lapar.
Kita lupa,
Bila kita mengarahkan telunjuk ke orang lain, maka ada 3 jari kita yang menuding diri sendiri. Kalau kita mau jujur, ternyata kita ikut jadi biang kerok coreng moreng negeri ini. Bukan sang hewan favorit.
Kalau ternyata kita sendiri yang mengazab diri, bukankah sekarang saatnya untuk berhenti menyalahkan orang lain? Kita harus berani mengakui kekurangan kita.
Untuk memperbaiki negeri, kita harus mulai dengan memperbaiki diri kita sendiri.
Dan kita harus merelakan hewan favorit kita untuk pergi.
(Tulisan ini saya dapat dari iklan salah satu produk Indonesia tahun 2004 atau 2005; saya sudah lupa; yang saya simpan terus karena pas dengan kondisi kita)

Comments

  1. wehehhe yess bisa komen, kirain binatang favorit nya itu cebong

    Bila kita mengarahkan telunjuk ke orang lain, maka ada 3 jari kita yang menuding diri sendiri.

    Quote nya akan saya ingat Om
    makasih

    ReplyDelete
  2. hehe..iye bong...

    jadi sebelum kita menyalahkan org lain, kita instrospeksi dulu ke diri kita sendiri sampe 3 kali kalu perlu....

    *untung jari kita hanya 5 bayangin kalu jarinya di satu tangan ada 10, berarti instrospeksinya sampe 8 kali dong...

    ReplyDelete
  3. Emang kadang kita hanya bisa menuding orang lain hanya karena nggak mau disalahkan,...

    ReplyDelete
  4. emang...menyedihkan ya..

    ReplyDelete
  5. salah satu sebab mengapa bangsa Indonesia gak maju-maju, semua kesalahan ditimpakan pada pihak lain dengan mudahnya. perekonomian hancur, salah orang amerika. ada siaran kebanci2an di TV, salahin bancinya. every little things we blame others, why is it so hard to look into the mirror and ourselves?
    mungkin di saat bangsa kita dengan legowo bisa melakukan instropeksi dan melihat semuanya dengan kaca mata yang lebih dewasa, di saat itulah kemajuan akan datang...there is no turning back...

    ReplyDelete
  6. benar apa yang mas katakan... kita yang harus mengendalikan waktu...
    good comment... tkank you...and good luck...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Romantisme Melayu Siti Nurhaliza, Memaknai Lagu Cindai

Tragedi Dewi Sinta

Toleransi Beragama yang diajarkan Umar Ibn Khattab RA